Senin, 17 Oktober 2011


Gila Tuak sengaja diam tak ikut menyerang Suto, sebab
ia ingin mengetahui gerakan jurus yang digunakan Suto
nanti. Ia pun yakin, kekuatan aneh yang membuat
kedua kakinya bagai tertancap kuat di tanah itu pasti
datang dari ulah orang yang sama. Dalam hati, Gila
Tuak menggerutu sendiri.
"Sial! Ternyata tidak mudah mendapatkan bocah
tanpa pusar itu. Ada-ada saja perintangnya! Bocah
sinting itu ternyata punya kekuatan keramat tersendiri.
Kalau dia berhasil mewarisi ilmu-ilmuku, sudah pasti
dia akan menguasai rimba persilatan. Dia akan menjadi
seorang pendekar tanpa tanding. Karena
keberadaannya yang tanpa pusar alias tidak punya udel
itu, telah mewarisi kekuatan keramat, di antaranya ia
tidak mudah lelah, napasnya panjang dan otot-ototnya
pun kuat. Sayang sekali kalau sampai ia jatuh di tangan
manusia sesat dan dikuasai oleh orang-orang dari
golongan hitam!"
Saat itu, bocah tanpa pusar mengusap-usap
dagunya yang tanpa selembar rambut pun, tapi
sepertinya ia merasa mempunyai jenggot yang sedikit
panjang. Gerakan matanya liar dan nakal bersama
senyum orang dewasa yang dibawakannya.
Pada waktu Bidadari Jalang melancarkan pukulan
jarak jauhnya yang tidak terlalu berat ukurannya, Suto
melenting ke atas dan bersalto satu kali, kemudian dari
posisinya yang sedang bergerak turun itu dia
menghentakkan kedua tangannya ke depan, ke arah
Bidadari Jalang.
Wooos...!
Semburan api meluncur dari kedua telapak tangan
Suto. Hampir saja semburan itu mengenai rambut
Bidadari Jalang. Untung saja perempuan itu segera
melompat ke belakang dalam gerakan salto juga.
Gila Tuak terperanjat. Hatinya seketika itu
berkata, "Edan! Itu jurus Tapak Bromo?!"
Segera mulut si Gila Tuak berseru pada Bidadari
Jalang dari tempatnya berdiri.
"Nawang! Mundurlah! Lekas! Berdiri di belakangku,
Nawang!"
Mendengar nada suara Gila Tuak yang tegang,
firasat Nawang Tresni alias Bidadari Jalang itu,
mengatakan bahwa dirinya dalam ancaman yang
membahayakan. Agaknya si Gila Tuak benar-benar
mempunyai keputusan yang harus dipatuhi. Maka
dengan gerakan melayang tinggi, kaki satu lurus
menendang ke samping ke arah kepala Suto, yang saat
itu juga kembali melayang untuk menyerang, Bidadari
Jalang berusaha tiba di dekat Gila Tuak. Tendangan
samping yang terbang itu meleset pada sasarannya,
karena tubuh Suto berhasil merunduk. Pada saat tubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar